Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes) Kabupaten Semarang menerima kunjungan kerja dari Perwakilan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertingggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT). Dengan agenda untuk melakukan monitoring dan evalusi (monev) pelaksanaan Program Konfergensi Pencegahan Stunting Desa di Kabupaten Semarang tahun 2021, pada Kamis, 03/06/2021.
Perwakilan dari Kemendes PDTT yakni Koordinator Pelayanan Kependudukan dan Kesejahteraan Masyarakat, Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Pertama pada Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan, serta Tim Persiapan Program Investasi Nutrisi dan Usia Awal Kehidupan (INEY). Pendampingan diwakilkan kepada Bidang Lembaga Kemasyarakatan dan Ekonomi Desa Dispermasdes serta Tenaga Ahli (TA) Pelayanan Sosial Dasar.
Diambil dari laman www.jatengprov.go.id bertanggal 29/04/2021, berdasarkan data dari Dinas Kesehatan pada 2020, jumlah anak penderita stunting di Kabupaten Semarang sebanyak 3.817 orang anak atau 5,31 persen dari total jumlah populasi anak. Sedangkan berdasarkan pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (PPGBM), prevalensi balita stunting mencapai 12,58 persen atau dibawah angka Provinsi Jawa Tengah sebesar 14,51 persen. Tahun ini pula Kabupaten Semarang ditetapkan sebagai salah satu lokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tingkat nasional. Maka dari itu, pemerintah pusat melalui Kemendes PDTT berkolaborasi dengan pemerintah Kabupaten Semarang melalui Dispermasdes menggencarkan sosialisasi pencegahan stunting di desa-desa.
Dua desa yang dilakukan monev yakni Desa Kemawi dan Desa Kebonagung, keduanya di Kecamatan Sumowono. Alasan terpilih untuk dilakukan monitoring karena kedua desa tersebut mempunyai kasus stunting tertinggi se Kabupaten Semarang. Desa Kemawi memiliki kasus stunting dengan presentase hingga 21,43 persen dan Desa Kebonagung 18,66 persen. Tujuan dari kunjungan lapangan ini adalah untuk melakukan monev terhadap pelaksanaan program pencegahan stunting yang mencakup komitmen dan dukungan regulasi daerah pedesaan, pencapaian target kinerja program serta kendala atau hambatan yang dialami dalam pelaksanaannya.
Kegiatan berupa pemaparan dengan membagi dalam beberapa tim paparan. Tim pertama berkaitan dengan komitmen dan dukungan regulasi daerah dan desa, penganggaran stunting di APBDes serta target kinerja program. Sedangkan tim kedua membahas tentang permasalahan-permasalahan terkait stunting baik itu terkait infrastruktur maupun sumber daya manusianya sendiri. Tim ketiga terkait persiapan program INEY yang mana mereka mendiskusikan langsung ke Pemerintah Desa.